Rabu, 25 Juli 2012

The Dark Knight Rises; A Fitting Conclusion for an Epic Trilogy

0 0 1 699 3987 Monash University 33 9 4677 14.0 Normal 0 false false false EN-US JA X-NONE

Tdkr-poster
Ada berapa banyak trilogi film yang sukses di dunia perfilman? Kita mungkin bisa menyebut The Lord of the Rings Trilogy atau mungkin trilogy The Godfather. Tapi dalam dunia film superhero, apakah ada trilogy film yang terbilang sukses besar? Ada dua trilogy film superhero yang membekas di ingatan saya: Spider-Man trilogy karya Raimi dan X-Men trilogy. Kedua trilogy film superhero tersebut, jujur saja, terbilang sukses di dua film awal, terutama di film kedua, Spider-Man 2 dan X2 yang fenomenal pada masa itu. Sayangnya, film ketiga yang berfungsi sebagai penutup trilogy malah hancur dengan sukses, membuat saya pribadi trauma sampai sekarang.

Berkebalikan dengan dua trilogy film superhero yang disebutkan di atas, The Dark Knight rises sebagai film penutup trilogy Batman karya Christopher Nolan adalah sebuah contoh 'How a trilogy should end.'

Tdkr-batman
Sebagai penggemar Batman dari kecil, saya masih ingat bagaimana film Batman Begins (2005) merubah image Batman yang saya kenal. Kemudian dilanjutkan dengan The Dark Knight (2008), sebuah sekuel maha sempurna dan mengguncang dunia perfilman saat itu. To be honest, saya sendiri tidak berekspektasi bahwa The Dark Knight Rises akan melampaui pencapain The Dark Knight yang hampir mencapai kesempurnaan itu.

The Dark Knight Rises sendiri diceritakan mengambil tempat 8 tahun setelah The Dark Knight, di mana seperti kita tahu, Harvey Dent (Two Face) tewas dan Batman diburu karena dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab. Bruce Wayne (Christian Bale) pun menarik diri dari dunia luar, merasa bersalah atas berbagai event yang terjadi di The Dark Knight, dan berhenti beraksi sebagai sang caped crusader. Tapi ketika ancaman yang baru muncul ke Gotham, Bruce Wayne harus keluar kembali sebagai Batman untuk menyelamatkan Gotham City dari kehancuran.

Robin_john_blake
We can’t put The Dark Knight Rises on the same level as The Dark Knight. The Dark Knight adalah sebuah pencapaian tersendiri yang mendekati kesempurnaan dari Christopher Nolan. The Dark Knight Rises, walaupun tidak sedahsyat The Dark Knight, adalah sebuah film yang memuaskan saya sebagai penggemar Batman. The Dark Knight Rises memang tidak se-intense The Dark Knight, di mana kita sudah disuguhkan ketegangan sejak awal film. The Dark Knight Rises dibangun secara perlahan, bahkan bisa terasa membosankan kalau anda tidak sabar. Dengan banyaknya karakter baru yang dikenalkan di film ini, Nolan berusaha menjelaskan hubungan antar karakter dengan lebih jelas sehingga penonton tidak kebingungan. Munculnya tokoh-tokoh baru seperti John Blake (Joseph Gordon Levitt), Selina Kyle (Anne Hathaway), dan Miranda Tate (Marion Cotillard) memberi kompleksitas dan berbagai macam unexpected twist tersendiri di film ini. Selain itu, The Dark Knight Rises juga menyuguhkan lebih banyak drama dan memainkan emosi, terutama dalam hubungan Bruce Wayne dan Alfred Pennyworth (Michael Caine)

Tdkr-catwoman
Di departemen tokoh antagonis, ada Bane (Tom Hardy) yang berusaha menghancurkan Gotham hingga menjadi abu. Berbeda dengan tokoh Joker yang plot dan motif tindakannya berada di titik abu-abu (at least for me), Bane benar-benar ingin menghancurkan Gotham dan juga Bruce Wayne. Tokoh Bane pun disesuaikan dengan imajinasi Nolan, cukup berbeda dari Bane versi komik namun masih ‘stay true’ dengan karakteristik utama Bane itu sendiri.

Bane-batman
Film The Dark Knight Rises ini sendiri mengambil banyak referensi, baik dari dua film sebelumnya, komik Batman, dan juga sebuah novel klasik yaitu ‘A Tale of Two Cities’ karya Charles Dickens yang menjadi sumber inspirasi Nolan dalam menulis script film ini. Bahkan bagi beberapa orang, The Dark Knight Rises juga kental nuansa politiknya. Bahkan film ini mengingatkan saya kepada ‘the occupy movement’ yang sempat heboh beberapa waktu lalu.

Overall, walaupun The Dark Knight Rises bukanlah film yang sempurna secara keseluruhan (yes, even Christopher Nolan made mistakes, deal with it), ini adalah film yang sempurna untuk mengakhiri sebuah trilogy. Saya sangat menyukai setiap momen yang ada di dalam film ini. Seperti apa yang dikatakan teman saya, The Dark Knight Rises mengembalikan kecintaan fans komik Batman terhadap filmnya. The Dark Knight Rises memang tidak segelap dan thrilling seperti The Dark Knight, tapi bisa jadi itulah poin plus dari film ini. Seorang pahlawan yang ‘spiritually and mentally broken’, kembali, dan kemudian dipatahkan lagi (literally), dan kembali lagi dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan kotanya; sangat khas superhero bukan?

Thank you Christopher Nolan, for an amazing trilogy. Kemegahan dan kedahsyatan karyamu dalam trilogy Batman ini tak akan terlupakan. Sebagai penggemar Batman dan film, saya sangat berterima kasih.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar