Rabu, 30 Januari 2013

JKT48 Theater Experience; Renai Kinshi Jourei setlist

Jkt48-opening-theater-11
 photo from JapaneseStation.com

Jadi pada tanggal 28 Januari kemarin akhirnya saya dapat kesempatan untuk menonton teater JKT48. Ini bukan pertama kalinya saya menonton teater JKT48 tapi di saat yang sama ini juga pengalaman pertama menonton teater JKT48 terutama team J. Pertama kali saya menonton JKT48 di bulan Juni 2012 di Pasaraya, di saat itu mereka belum punya teater permanen seperti sekarang di fX. Saat itu belum terbentuk team J, setlist mereka masih Pajama Drive (yang kini digunakan oleh para Kenkyuusei atau Trainee JKT48), dan posisi menonton saya saat itu terbilang cukup jauh dari panggung sehingga kurang bisa melihat dengan jelas performance mereka dan mengapresiasi lebih dari seharusnya.

Saat teater di fX pertama kali dibuka, saya juga tidak kebagian tiket dan keburu cabut untuk exchange ke Inggris juga. Jadi di saat saya di luar negeri, ada perasaan yang mengganjal karena belum nonton teater di fX ini :)

Nah, untungnya untuk kali ini saya cukup beruntung mendapatkan tiketnya. Sistem pengundian tiket yang diterapkan memang seringkali membuat kesempatan nonton teater sulit. Mengantri berjam-jam di waiting list pun belum tentu dapat, apalagi untuk teater tim J. Mengikuti saran teman, saya daftar untuk tiket FAR karena kebetulan KTP saya luar Jabodetabek (pertama kalinya mensyukuri punya KTP luar Jabodetabek, hehe). Memang nampaknya kemungkinan aplikasi tiket FAR dan juga OFC untuk menang undian tiket lebih besar dari yang General.

Setelah menukar tiket, kemudian para penonton diharuskan mengantri dipanggil bingo. Sistem bingo ini membuat kita menunggu sampai nomor bingo yang tertera di tiket kita disebutkan baru kemudian kita masuk. Tiket juga terbagi dalam dua warna, hijau dan biru, Jadi bila warna tiket dan nomor bingo dipanggil, berarti sudah dapat diperbolehkan masuk. Untungnya antrian tidak begitu rusuh seperti normalnya saat fans hendak bertemu idola.

Oke, selama kurang lebih 2 jam di teater saya sangat terhibur dengan penampilan anggota tim J hari Senin itu. Dari awal Nagai Hikari sampai terakhir Oogoe Diamond di Encore saya tidak berhenti tersenyum sama sekali. Ada beberapa member khusus yang memikat saya malam itu: Stella yang tampil memukau, she’s classy like what she puts in her twitter bio. Veranda memikat hati saya dengan goyangan badainya (memang kebetulan dia salah satu oshimen saya). Shania selalu tampil menggoda dengan berbagai ekspresinya, senyumnya, dan dancenya yang bertenaga. Untuk Shania saya beri dia poin plus karena memang dia sangat berbakat. Tariannya sungguh luwes dan bertenaga dan dia selalu mengeluarkan ekspresinya yang genit, menggoda, dan senyuman yang cerah. She’s talented in so many ways.

Beberapa member lain juga sangat menghibur. Rena yang memang selalu menggemaskan di saat MC, Achan yang selalu tersenyum dan beberapa kali menahan tawa karena digoda para penonton, Beby yang menari dengan sempurna, hingga Sonya yang di-troll member lainnya dan penonton saat sesi MC :)

Sayangnya tidak semua member tampil maksimal hari itu. Gaby sejak awal tampil tidak maksimal dan tidak bertenaga, dan semakin terlihat jelas saat unit song Kuroi Tenshi. Belakangan memang diketahui kalau dia ternyata sedang tidak fit sehingga tidak mampu melanjutkan teater hingga sesi hitouch selesai. Kemudian ada Frieska, yang memang nampaknya sudah jadi keluhan beberapa kawan saya. Ini pertama kalinya saya melihat Frieska langsung dan dia memang terlihat perform dengan setengah hati walaupun dia terlihat cukup fit dibandingkan dengan Gaby, bahkan di unit song Tsundere pun dia terlihat malas. Ekspresinya juga terlihat membosankan, senyumnya kadang terlihat terpaksa. (Untuk koko Teddy, maaf ya oshinya dikritik begini)

Dan sayangnya hari senin itu beberapa member yang saya harap untuk tampil justru tidak ada. Kinal dan Jeje yang ada di jadwal justru tidak tampil dan digantikan Sonia dan Frieska. Selain itu ada Akicha dan Harusan yang kebetulan belum kembali dari Jepang, Ghaida yang memang sedang disuspend, dan tentunya Melody yang sudah saya nanti-nanti tapi ternyata tidak bisa tampil selama beberapa minggu ke depan.

Overall, it’s a very pleasant experience. Bagi kalian yang pernah menonton JKT48 di event atau dari televisi, bila sempat tontonlah mereka di teater karena memang di teater inilah mereka mengeluarkan performance terbaik mereka. Kita juga bisa melihat sisi yang berbeda dari para member di teater, terutama saat sesi MC. Selain itu tentunya ada sesi hitouch setelah selesai teater :) Hitouch saya malam itu sangat berkesan karena saya memuji Veranda secara spontan dan membuat saya malu sendiri sampai keesokan harinya :)

Anyway, inilah pengalaman pertama saya dengan theater JKT48 Team J dengan setlist Renai Kinshi Jourei. Setelah ini saya hendak menonton setlist Pajama Drive yang dibawakan para trainee bila ada waktu nanti.

I will keep on supporting these girls for as long as I could. Thanks for the joy, JKT48 girls! :D

Minggu, 06 Januari 2013

Punk Rock Jesus: When Religion Meets Punk

Prj_1
Agama adalah satu isu yang sensitif dalam hubungan antar manusia. Tidak terbayangkan ada berapa konflik yang sudah pernah tercipta dan bahkan masih berlangsung di dunia ini.

Ada beberapa agama yang sangat sensitif ketika tokoh penting dalam agamanya diangkat ke dalam karya seni modern (e.g. Umat Islam yang marah ketika Nabi Muhammad SAW dijadikan karikatur di Denmark). Memang sulit untuk mengekspresikan diri ketika membawa nama agama atau figur penting dalam suatu agama. Tapi tidak untuk Sean Murphy, kreator Punk Rock Jesus.

Punk Rock Jesus karya Sean Murphy ini adalah sebuah limited series yang diterbitkan Vertigo Comics (imprint dari DC Comics) yang mengambil berbagai macam tema dan isu yang sensitif mulai dari agama, sejarah, dan menggabungkannya dengan elemen musik yang tentu saja adalah punk.

Punk Rock Jesus mengambil cerita dari dua sudut pandang yang berbeda. Yang pertama adalah dari Thomas Mckael, mantan anggota IRA (Irish Republican Army) yang kini menjadi kepala keamanan dari sebuah proyek bernama J2. Yang kedua adalah J2 ini sendiri, sebuah proyek mahabesar yang hendak menghidupkan kembali Jesus dengan mengkloning DNAnya dan menyuntikkannya ke rahim seorang perawan, Gwen Fairling, untuk memberi citra bahwa acara ini adalah sebuah 'Second Coming' dari Jesus Christ.

Cerita yang dibangun dari Thomas Mckael dengan flashback ke masa kecilnya dan masa-masa ketika ia dilatih dan menjadi anggota IRA dan masa sekarang ketika J2 sebagai sebuah proyek yang kontroversial menghadirkan kompleksitas tersendiri. Sean Murphy memberikan porsi seimbang kepada semua karakter yang ada dalam cerita ini sehingga mereka semua berkembang dan saling berhadapan dengan konflik masing-masing. Berbagai referensi sejarah dalam konflik IRA dan konflik antara Katolik dan Protestan digunakan dengan baik utnuk membangun cerita. 

Storytelling dari Murphy juga mudah dicerna. Murphy menceritakan semuanya dengan lugas, tidak menggunakan narasi yang terkesan bertele-tele. Semuanya dibangun cukup dengan dialog antar karakter. Gaya seperti ini terkesan seperti storytelling manga; simple namun tetap menghadirkan kompleksitas tersendiri di balik ceritanya.

Sean Murphy juga menangani art dari buku ini dengan sempurna. Artnya terkesan dark, grim, dan gritty, sesuai dengan cerita dari buku ini. Murphy juga membiarkan buku ini berwarna hitam-putih, mengakomodasi tone dari cerita buku ini juga.

Secara keseluruhan, buku ini adalah salah satu komik terbaik yang pernah saya baca. Cerdas, mind-provoking, dan juga sedikit menyedihkan. Cerita yang kompleks dihadirkan dengan gaya penceritaan yang sederhana dan mudah dipahami, art yang over the top; sungguh sebuah komik yang terkeren yang pernah ada.

Definitely recommended. So grab it and have fun reading it.