Rabu, 27 April 2011

Maroon 5 Live in Jakarta at Istora Senayan; Pertunjukan penuh energi, cinta, dan wanita

Setelah menunggu sejak akhir 2010 lalu, konser Maroon 5 yang sold-out dalam waktu 10 jam ini akhirnya tiba juga.

Sekitar 8 ribuan penonton yang sudah menanti kedatangan Maroon 5 sukses memadati area Istora Senayan pada malam 27 April 2011.

Saat cahaya panggung dimatikan, penonton yang mayoritas adalah wanita langsung berteriak histeris. Terutama ketika para personil Maroon 5: James Valentine, Jesse Carmichael, Mickey Madden, Matt Flynn, dan tentu saja Adam Levine yang membuat para wanita makin histeris. Penampilan Maroon 5 ditemani seorang additional keyboardist bernama PJ Morton yang sudah menemani mereka tur sejak tahun lalu.

Tanpa basa-basi Maroon 5 langsung memainkan 'Misery', 'If I Never See Your Face Again', dan 'Harder To Breathe'. Adam Levine pun tak lupa mengucapkan 'Terima Kasih' yang langsung disambut histeria para penonton.

Setelah lagu ke-4 'Give A Little More', Adam pun mulai menyapa penonton. Kalimat maut yang meluncur dari mulutnya adalah 'Aku Cinta Kamu' yang semakin membuat penonton wanita dimabuk kepayang oleh kharismanya.

Tak dapat dipungkiri bahwa Adam Levine menjadi magnet tersendiri pada pertunjukan malam itu. Kemanapun ia berlari di atas panggung, selalu diikuti teriakan para wanita. Adam pun tak henti-hentinya memuji penonton Indonesia yang dia anggap sebagai salah satu penonton terbaik yang pernah ada. Para wanita pun semakin histeris ketika Adam mempersembahkan lagu 'She Will Be Loved' untuk mereka.

Secara keseluruhan konser Maroon 5 di Jakarta ini cukup memuaskan, terutama untuk para penggemar yang sudah menunggu mereka sejak lama. Maroon 5 juga cukup pandai meramu setlist yang sukses membuat para penonton ber-sing alaong sepanjang pertunjukan selama 90 menit tersebut.

Maroon 5 pun berjanji suatu hari akan kembali ke bumi Indonesia suatu hari nanti. Kapanpun itu, para penggemar, terutama para wanita, siap menerima kembali Adam Levine dan kawan-kawan,

Rabu, 20 April 2011

Panic! At The Disco - Vices and Virtues [review]

Vices-and-virtues-panic-at-the-disco-18740404-639-639
Ada beberapa perbedaan yang akan anda temukan di album terbaru Panic! At The Disco ini dibandingkan dengan dua album sebelumnya.

Pertama, ini adalah album pertama yang dibuat oleh Panic! sejak mereka menjadi format duo (menyisakan vokalis Brendon Urie dan drummer Spencer Smith). Kedua, tidak ada lagi judul-judul lagu yang gila dan absurd seperti di dua album seblumnya. Ketiga, perubahan musik dan lirik yang cenderung gelap dan mungkin mengarah ke emo, bahkan majalah RollingStone menyebutkan bahwa mereka berhasil menciptakan genre baru yaitu 'Emo Retropop'

Tidak adanya Ryan Ross sebagai penulis lirik membuat Panic! At The Disco kehilangan lagu-lagu dengan judul absurd dan lirik yang membuat kita keheranan, yang membuat kedua album sebelumnya terasa sangat menyenangkan dan enjoyable.

SIngle pertama mereka 'The Ballad of Mona Lisa' menandakan bahwa mereka memang mengambil sound yang lebih gelap dari kedua album sebelumnya.

Selain lirik yang cenderung emo, mereka juga menambahkan unsur orkestra beraroma baroque untuk menambah kesan agak horror di beberapa lagu. Perlu bukti? Silahkan dengarkan 'Nearly Witches', yang bahkan menggunakan bahasa Perancis, yang mungkin ingin menambah kesan goth dari lagu ini.

Album ini memang tidak begitu menyenangkan bila dibandingkan dengan dua album pertama yang lebih gila dan terasa lebih ceria. Walaupun album ini tidaklah jelek, tapi saya masih ingin melihat Panic! dengan judul lagu yang panjang dengen lirik nan absurd di dua album sebelumnya.

Minggu, 10 April 2011

It Won't Hurt to See HURTS in Jakarta

Hurtsalbumartwork
The synthpop duo from Manchester is coming to Jakarta!

Yes, Hurts akan meramaikan daftar panjang musisi luar negeri yang melakukan konsernya di Indonesia.

Hurts kali ini ditunjuk sebagai headliner dari sebuah music festival yang diadakan oleh majalah Nylon Indonesia. Selain Hurts, akan ada 10 performers lainnya yang berasal dari scene musik lokal. Entah akan seperti apa nantinya event ini, tapi dengan adanya Hurts sebagai headliner maka dapat dipastikan event ini akan membuat Jakarta terkena sindrom disko galau.

Saat ini tiket presale untuk acara ini sudah tersedia dengan harga yang cukup bersahabat yaitu Rp 230.000 (termasuk pajak). Tiket sudah dapat dipesan melalui http://urbanite.asia/tickets

For more details, silakan klik http://urbanite.asia

Mari kita berdisko galau bersama Hurts di malam minggu!

Minggu, 03 April 2011

Jimmy Eat World live in Jakarta at Nusa Indah Theatre, Balai Kartini; Konser intim nan apik

Saya masih ingat persis, saat itu di siang hari di awal-awal bulan Maret saya mendadak menerima telpon dari orang yang mengenalkan diri sebagai kru JAVA Musikindo. Orang itu menginformasikan bahwa konser Jimmy Eat World yang awalnya hendak diadakan di Tennis Indoor Senayan ternyata dipindahkan ke Nusa Indah Theatre, Balai Kartini. Dengan venue dipindah ke Balai Kartini, otomatis ada seat untuk duduk sambil menonton walaupun tiket yang saya beli adalah tiket festival. Pertamanya agak skeptis tentang perubahan venue ini, apalagi menonton band seperti Jimmy Eat World tentu tidak akan puas secara maksimal kalau duduk. Tapi saya pikir tak apalah, toh saya memang sudah niat untuk menonton.

Well, segala skeptisme tentang perpindahan venue akhirnya sirna setelah saya menonton secara langsung. Venue yang cukup luas (walaupun tidak sebesar Tennis Indoor Senayan) dan panggung yang dekat membuat konser ini menjadi sebuah konser intim, up-close and personal bersama Jimmy Eat World

Pada awalnya memang semua penonton duduk saat menunggu Jimmy Eat World keluar ke atas panggung. Tapi saat lampu mulai dimatikan pertanda mereka akan naik panggung, semua penonton langsung berpikiran sama: "Persetan dengan tempat duduk". Pada akhirnya memang menonton Jimmy Eat World harus berdiri juga. Saya sendiri setelah berdiri dari tempat duduk langsung menuju depan panggung persis bersama barisan groupies. Penonton yang lain, dari tribun bawah hingga atas semua berdiri dan menikmati konser secara maksimal.

Jimmy Eat World pun tanpa basa-basi langsung menghajar dengan lagu 'Bleed American' dan 'A Praise Chorus' dari album self-titled mereka yang rilis tahun 2001. Koor penonton juga mulai makin kencang saat lagu 'My Best Theory' dari album baru mereka, 'Invented', dimainkan.

Jim Adkins, Tom Linton, Rick Burch, dan Zach Lind bermain dengan energi maksimal. Mereka juga ditemani oleh gadis manis bernama Courtney Andrews yang bertugas menjadi additional player keyboard dan backing vocal.

Jimmy Eat World memainkan lagu-lagu baru dan lama di setlist mereka, dari album Clarity (1999), Jimmy Eat World (2001 - yang aslinya berjudul Bleed American), Futures (2004), Chase This Light (2007), dan Invented (2010). Kombinasi ini terbukti ampuh, membuat fans lama dan baru sing along bersama-sama selama pertunjukkan.

Benar-benar sebuah konser yang bisa dibilang sempurna dari segi lighting, sound, performance, hingga setlist. Lighting cukup sederhana tanpa menguragi kesan megah, sound yang dihasilkan di Balai Kartini sempurna, performance total dan memuaskan dari Jimmy Eat World, dan setlist yang mampu dinikmati semua penggemarnya. Perfect. Salut kepada Jimmy Eat World dan tim JAVA Musikindo.

Para penonton pun keluar dengan wajah sumringah dan ceria, dan mungkin juga sambil menertawakan keputusan orang-orang yang me-refund tiketnya karena kepindahan venue konser ini.