Minggu, 03 Februari 2013

Bingo! - Tribut Untuk Keluarga 48; Aitakatta!!

Bingo

Di tanggal 2 Februari 2013, di sebuah malam minggu yang syahdu, disuguhkanlah sebuah acara bertajuk Bingo! edisi pertama yang merupakan sebuah tribut bagi 48 family (AKB48 beserta sister groupsnya) di Demajors Gandaria.

Acara yang diselenggarakan oleh @MBAHJAN666KRIK (memang beginilah nama pantianya) ini adalah sebuah bentuk kecintaan para penggemar di Indonesia terhadap 48 family. Yah, mungkin juga untuk mengobati kekecewaan para penggemar yang tidak mendapatkan tiket teater JKT48 atau tidak bisa mengikuti event futsal bersama member JKT48 di hari yang sama (maaf kalau ini terkesan curhat)

Anyway, di event Bingo! ini menampilkan beberapa performer yang juga termasuk penggemar 48 Family. Mereka adalah Franzeska Edelyn, Sarah Anjani, Saka, Clover, Kultivasi, dan Saturday Night Karaoke. Mereka membawakan lagu-lagu milik 48 Family yang dicover sesuai dengan genre mereka masing-masing.

Performer pertama di Bingo! ini adalah Franzeska Edelyn. Edelyn naik panggung membawa temannya yang bernama Nia, dan kebetulan mereka berdua sebelumnya juga mengikuti audisi member JKT48 generasi 2 (!!). Edelyn dan Nia membawakan lagu-lagu 48 family dengan format minus one. Dari performance Edelyn dan Nia saja para audience sudah terlihat on fire, terbukti dari ramainya chants dan banyaknya penonton yang meneriakkan nama dua gadis ini.

Setelah itu, performer kedua adalah Clover. Selain membawakan lagu-lagu dari 48 family, Clover juga membawakan beberapa lagu karya mereka sendiri. Performance Clover terbilang menyenangkan, indie pop sederhana yang rapi. Sayangnya penonton tidak seramai sebelumnya. Mungkin karena mereka tidak familiar dengan lagu-lagu milik Clover.

Kemudian performer ketiga adalah SAKA yang datang jauh-jauh dari Jogjakarta. SAKA membawakan lagu-lagu JKT48 dengan aliran keroncong. Performance SAKA sangat menyenangkan. Perlengkapan mereka yang sederhana tidak mengurangi dahsyatnya performance mereka. Penonton pun terlihat sangat terhibur selama SAKA berada di atas panggung.

Performer keempat setelah SAKA adalah Sarah Anjani dan Jessica, lagi-lagi dua gadis manis berada di atas panggung untuk mencerahkan suasana di demajors malam itu. Ditemani gitar akustik, performance Sarah dan Jessica memainkan lagu-lagu dari 48 family tidak kalah menghibur dari SAKA yang tampil sebelum mereka.

Memang nampaknya MBAHJAN666KRIK sengaja ‘save the best for last’, menyimpan performers paling gila ketika acara mendekati akhir. Giliran KULTIVASI yang naik ke atas panggung setelah Sarah dan Jessica. KULTIVASI yang mengusung genre free-jazz (terlepas dari penampakan gitarisnya yang membuatnya nampak seperti Trey Azagthoth) Walaupun membawakan lagu-lagu sendiri, KULTIVASI tampak mendapat sambutan meriah dari penonton karena stage act yang gila. Saya sendiri sangat terhibur dengan penampilan KULTIVASI walaupun saat mendengarkan musiknya agak-agak pusing sendiri hehe.

Saturday Night Karaoke menjadi performer terakhir yang menutup acara Bingo! edisi pertama ini. Mengusung aliran pop-punk, mereka sukses memanaskan suasana Bingo! yang sudah panas sejak awal. Setelah membawakan lagu-lagu milik mereka sendiri, mereka membawakan medley lagu-lagu JKT48 yang mengundang karaoke massal (terutama di bagian Futari Nori no Jitensha yang fenomenal itu), circle pit, dan juga stage diving. Sungguh-sungguh N666ERI performance Saturday Night Karaoke di Bingo! ini.

Secara keseluruhan, event ini benar-benar menggambarkan luasnya fanbase 48 family yang ada di Indonesia ini. Tidak hanya dari performers yang mewakili genre-genre berbeda, tapi juga dari penonton yang hadir. Banyak terlihat penonton yang mengenakan t-shirt band-band favoritnya; dai band punk, metal, hingga band-band indie. Ini menggambarkan bahwa lagu-lagu 48 family dapat diterima oleh pendengar musik secara global.

Gimmick-gimmick lain seperti photo pack para performers, kuis photo pack dan lain-lainnya benar-benar well organized dan membuat acara ini semakin ramai.

Sayangnya walaupun bertajuk tribut untuk 48 family, mayoritas performer membawakan lagu-lagu versi JKT48. Mungkin karena memang lagu-lagu JKT48 lebih akrab di telinga para penonton yang ada. Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan sih, mengingat bagaimana saya dan penonton lainnya terhibur di acara ini :D

Terimakasih untuk MBAHJAN666KRIK atas terciptanya event Bingo! ini. Semoga besok-besok ada Bingo! edisi berikutnya untuk menghibur para penggemar-penggemar kesepian yang sering dilanda rindu ini A great event indeed :D

Untuk bonus, berikut ini adalah video performance beberapa performers di event Bingo! ini :D

- SAKA - Temodemo no Namida

- Sarah Anjani P. dan Jessica - Inoichi no Tsukamichi

- KULTIVASI - 48 Medley

- Saturday Night Karaoke - JKT48 Medley

Rabu, 30 Januari 2013

JKT48 Theater Experience; Renai Kinshi Jourei setlist

Jkt48-opening-theater-11
 photo from JapaneseStation.com

Jadi pada tanggal 28 Januari kemarin akhirnya saya dapat kesempatan untuk menonton teater JKT48. Ini bukan pertama kalinya saya menonton teater JKT48 tapi di saat yang sama ini juga pengalaman pertama menonton teater JKT48 terutama team J. Pertama kali saya menonton JKT48 di bulan Juni 2012 di Pasaraya, di saat itu mereka belum punya teater permanen seperti sekarang di fX. Saat itu belum terbentuk team J, setlist mereka masih Pajama Drive (yang kini digunakan oleh para Kenkyuusei atau Trainee JKT48), dan posisi menonton saya saat itu terbilang cukup jauh dari panggung sehingga kurang bisa melihat dengan jelas performance mereka dan mengapresiasi lebih dari seharusnya.

Saat teater di fX pertama kali dibuka, saya juga tidak kebagian tiket dan keburu cabut untuk exchange ke Inggris juga. Jadi di saat saya di luar negeri, ada perasaan yang mengganjal karena belum nonton teater di fX ini :)

Nah, untungnya untuk kali ini saya cukup beruntung mendapatkan tiketnya. Sistem pengundian tiket yang diterapkan memang seringkali membuat kesempatan nonton teater sulit. Mengantri berjam-jam di waiting list pun belum tentu dapat, apalagi untuk teater tim J. Mengikuti saran teman, saya daftar untuk tiket FAR karena kebetulan KTP saya luar Jabodetabek (pertama kalinya mensyukuri punya KTP luar Jabodetabek, hehe). Memang nampaknya kemungkinan aplikasi tiket FAR dan juga OFC untuk menang undian tiket lebih besar dari yang General.

Setelah menukar tiket, kemudian para penonton diharuskan mengantri dipanggil bingo. Sistem bingo ini membuat kita menunggu sampai nomor bingo yang tertera di tiket kita disebutkan baru kemudian kita masuk. Tiket juga terbagi dalam dua warna, hijau dan biru, Jadi bila warna tiket dan nomor bingo dipanggil, berarti sudah dapat diperbolehkan masuk. Untungnya antrian tidak begitu rusuh seperti normalnya saat fans hendak bertemu idola.

Oke, selama kurang lebih 2 jam di teater saya sangat terhibur dengan penampilan anggota tim J hari Senin itu. Dari awal Nagai Hikari sampai terakhir Oogoe Diamond di Encore saya tidak berhenti tersenyum sama sekali. Ada beberapa member khusus yang memikat saya malam itu: Stella yang tampil memukau, she’s classy like what she puts in her twitter bio. Veranda memikat hati saya dengan goyangan badainya (memang kebetulan dia salah satu oshimen saya). Shania selalu tampil menggoda dengan berbagai ekspresinya, senyumnya, dan dancenya yang bertenaga. Untuk Shania saya beri dia poin plus karena memang dia sangat berbakat. Tariannya sungguh luwes dan bertenaga dan dia selalu mengeluarkan ekspresinya yang genit, menggoda, dan senyuman yang cerah. She’s talented in so many ways.

Beberapa member lain juga sangat menghibur. Rena yang memang selalu menggemaskan di saat MC, Achan yang selalu tersenyum dan beberapa kali menahan tawa karena digoda para penonton, Beby yang menari dengan sempurna, hingga Sonya yang di-troll member lainnya dan penonton saat sesi MC :)

Sayangnya tidak semua member tampil maksimal hari itu. Gaby sejak awal tampil tidak maksimal dan tidak bertenaga, dan semakin terlihat jelas saat unit song Kuroi Tenshi. Belakangan memang diketahui kalau dia ternyata sedang tidak fit sehingga tidak mampu melanjutkan teater hingga sesi hitouch selesai. Kemudian ada Frieska, yang memang nampaknya sudah jadi keluhan beberapa kawan saya. Ini pertama kalinya saya melihat Frieska langsung dan dia memang terlihat perform dengan setengah hati walaupun dia terlihat cukup fit dibandingkan dengan Gaby, bahkan di unit song Tsundere pun dia terlihat malas. Ekspresinya juga terlihat membosankan, senyumnya kadang terlihat terpaksa. (Untuk koko Teddy, maaf ya oshinya dikritik begini)

Dan sayangnya hari senin itu beberapa member yang saya harap untuk tampil justru tidak ada. Kinal dan Jeje yang ada di jadwal justru tidak tampil dan digantikan Sonia dan Frieska. Selain itu ada Akicha dan Harusan yang kebetulan belum kembali dari Jepang, Ghaida yang memang sedang disuspend, dan tentunya Melody yang sudah saya nanti-nanti tapi ternyata tidak bisa tampil selama beberapa minggu ke depan.

Overall, it’s a very pleasant experience. Bagi kalian yang pernah menonton JKT48 di event atau dari televisi, bila sempat tontonlah mereka di teater karena memang di teater inilah mereka mengeluarkan performance terbaik mereka. Kita juga bisa melihat sisi yang berbeda dari para member di teater, terutama saat sesi MC. Selain itu tentunya ada sesi hitouch setelah selesai teater :) Hitouch saya malam itu sangat berkesan karena saya memuji Veranda secara spontan dan membuat saya malu sendiri sampai keesokan harinya :)

Anyway, inilah pengalaman pertama saya dengan theater JKT48 Team J dengan setlist Renai Kinshi Jourei. Setelah ini saya hendak menonton setlist Pajama Drive yang dibawakan para trainee bila ada waktu nanti.

I will keep on supporting these girls for as long as I could. Thanks for the joy, JKT48 girls! :D

Minggu, 06 Januari 2013

Punk Rock Jesus: When Religion Meets Punk

Prj_1
Agama adalah satu isu yang sensitif dalam hubungan antar manusia. Tidak terbayangkan ada berapa konflik yang sudah pernah tercipta dan bahkan masih berlangsung di dunia ini.

Ada beberapa agama yang sangat sensitif ketika tokoh penting dalam agamanya diangkat ke dalam karya seni modern (e.g. Umat Islam yang marah ketika Nabi Muhammad SAW dijadikan karikatur di Denmark). Memang sulit untuk mengekspresikan diri ketika membawa nama agama atau figur penting dalam suatu agama. Tapi tidak untuk Sean Murphy, kreator Punk Rock Jesus.

Punk Rock Jesus karya Sean Murphy ini adalah sebuah limited series yang diterbitkan Vertigo Comics (imprint dari DC Comics) yang mengambil berbagai macam tema dan isu yang sensitif mulai dari agama, sejarah, dan menggabungkannya dengan elemen musik yang tentu saja adalah punk.

Punk Rock Jesus mengambil cerita dari dua sudut pandang yang berbeda. Yang pertama adalah dari Thomas Mckael, mantan anggota IRA (Irish Republican Army) yang kini menjadi kepala keamanan dari sebuah proyek bernama J2. Yang kedua adalah J2 ini sendiri, sebuah proyek mahabesar yang hendak menghidupkan kembali Jesus dengan mengkloning DNAnya dan menyuntikkannya ke rahim seorang perawan, Gwen Fairling, untuk memberi citra bahwa acara ini adalah sebuah 'Second Coming' dari Jesus Christ.

Cerita yang dibangun dari Thomas Mckael dengan flashback ke masa kecilnya dan masa-masa ketika ia dilatih dan menjadi anggota IRA dan masa sekarang ketika J2 sebagai sebuah proyek yang kontroversial menghadirkan kompleksitas tersendiri. Sean Murphy memberikan porsi seimbang kepada semua karakter yang ada dalam cerita ini sehingga mereka semua berkembang dan saling berhadapan dengan konflik masing-masing. Berbagai referensi sejarah dalam konflik IRA dan konflik antara Katolik dan Protestan digunakan dengan baik utnuk membangun cerita. 

Storytelling dari Murphy juga mudah dicerna. Murphy menceritakan semuanya dengan lugas, tidak menggunakan narasi yang terkesan bertele-tele. Semuanya dibangun cukup dengan dialog antar karakter. Gaya seperti ini terkesan seperti storytelling manga; simple namun tetap menghadirkan kompleksitas tersendiri di balik ceritanya.

Sean Murphy juga menangani art dari buku ini dengan sempurna. Artnya terkesan dark, grim, dan gritty, sesuai dengan cerita dari buku ini. Murphy juga membiarkan buku ini berwarna hitam-putih, mengakomodasi tone dari cerita buku ini juga.

Secara keseluruhan, buku ini adalah salah satu komik terbaik yang pernah saya baca. Cerdas, mind-provoking, dan juga sedikit menyedihkan. Cerita yang kompleks dihadirkan dengan gaya penceritaan yang sederhana dan mudah dipahami, art yang over the top; sungguh sebuah komik yang terkeren yang pernah ada.

Definitely recommended. So grab it and have fun reading it.