Minggu, 03 Februari 2013

Bingo! - Tribut Untuk Keluarga 48; Aitakatta!!

Bingo

Di tanggal 2 Februari 2013, di sebuah malam minggu yang syahdu, disuguhkanlah sebuah acara bertajuk Bingo! edisi pertama yang merupakan sebuah tribut bagi 48 family (AKB48 beserta sister groupsnya) di Demajors Gandaria.

Acara yang diselenggarakan oleh @MBAHJAN666KRIK (memang beginilah nama pantianya) ini adalah sebuah bentuk kecintaan para penggemar di Indonesia terhadap 48 family. Yah, mungkin juga untuk mengobati kekecewaan para penggemar yang tidak mendapatkan tiket teater JKT48 atau tidak bisa mengikuti event futsal bersama member JKT48 di hari yang sama (maaf kalau ini terkesan curhat)

Anyway, di event Bingo! ini menampilkan beberapa performer yang juga termasuk penggemar 48 Family. Mereka adalah Franzeska Edelyn, Sarah Anjani, Saka, Clover, Kultivasi, dan Saturday Night Karaoke. Mereka membawakan lagu-lagu milik 48 Family yang dicover sesuai dengan genre mereka masing-masing.

Performer pertama di Bingo! ini adalah Franzeska Edelyn. Edelyn naik panggung membawa temannya yang bernama Nia, dan kebetulan mereka berdua sebelumnya juga mengikuti audisi member JKT48 generasi 2 (!!). Edelyn dan Nia membawakan lagu-lagu 48 family dengan format minus one. Dari performance Edelyn dan Nia saja para audience sudah terlihat on fire, terbukti dari ramainya chants dan banyaknya penonton yang meneriakkan nama dua gadis ini.

Setelah itu, performer kedua adalah Clover. Selain membawakan lagu-lagu dari 48 family, Clover juga membawakan beberapa lagu karya mereka sendiri. Performance Clover terbilang menyenangkan, indie pop sederhana yang rapi. Sayangnya penonton tidak seramai sebelumnya. Mungkin karena mereka tidak familiar dengan lagu-lagu milik Clover.

Kemudian performer ketiga adalah SAKA yang datang jauh-jauh dari Jogjakarta. SAKA membawakan lagu-lagu JKT48 dengan aliran keroncong. Performance SAKA sangat menyenangkan. Perlengkapan mereka yang sederhana tidak mengurangi dahsyatnya performance mereka. Penonton pun terlihat sangat terhibur selama SAKA berada di atas panggung.

Performer keempat setelah SAKA adalah Sarah Anjani dan Jessica, lagi-lagi dua gadis manis berada di atas panggung untuk mencerahkan suasana di demajors malam itu. Ditemani gitar akustik, performance Sarah dan Jessica memainkan lagu-lagu dari 48 family tidak kalah menghibur dari SAKA yang tampil sebelum mereka.

Memang nampaknya MBAHJAN666KRIK sengaja ‘save the best for last’, menyimpan performers paling gila ketika acara mendekati akhir. Giliran KULTIVASI yang naik ke atas panggung setelah Sarah dan Jessica. KULTIVASI yang mengusung genre free-jazz (terlepas dari penampakan gitarisnya yang membuatnya nampak seperti Trey Azagthoth) Walaupun membawakan lagu-lagu sendiri, KULTIVASI tampak mendapat sambutan meriah dari penonton karena stage act yang gila. Saya sendiri sangat terhibur dengan penampilan KULTIVASI walaupun saat mendengarkan musiknya agak-agak pusing sendiri hehe.

Saturday Night Karaoke menjadi performer terakhir yang menutup acara Bingo! edisi pertama ini. Mengusung aliran pop-punk, mereka sukses memanaskan suasana Bingo! yang sudah panas sejak awal. Setelah membawakan lagu-lagu milik mereka sendiri, mereka membawakan medley lagu-lagu JKT48 yang mengundang karaoke massal (terutama di bagian Futari Nori no Jitensha yang fenomenal itu), circle pit, dan juga stage diving. Sungguh-sungguh N666ERI performance Saturday Night Karaoke di Bingo! ini.

Secara keseluruhan, event ini benar-benar menggambarkan luasnya fanbase 48 family yang ada di Indonesia ini. Tidak hanya dari performers yang mewakili genre-genre berbeda, tapi juga dari penonton yang hadir. Banyak terlihat penonton yang mengenakan t-shirt band-band favoritnya; dai band punk, metal, hingga band-band indie. Ini menggambarkan bahwa lagu-lagu 48 family dapat diterima oleh pendengar musik secara global.

Gimmick-gimmick lain seperti photo pack para performers, kuis photo pack dan lain-lainnya benar-benar well organized dan membuat acara ini semakin ramai.

Sayangnya walaupun bertajuk tribut untuk 48 family, mayoritas performer membawakan lagu-lagu versi JKT48. Mungkin karena memang lagu-lagu JKT48 lebih akrab di telinga para penonton yang ada. Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan sih, mengingat bagaimana saya dan penonton lainnya terhibur di acara ini :D

Terimakasih untuk MBAHJAN666KRIK atas terciptanya event Bingo! ini. Semoga besok-besok ada Bingo! edisi berikutnya untuk menghibur para penggemar-penggemar kesepian yang sering dilanda rindu ini A great event indeed :D

Untuk bonus, berikut ini adalah video performance beberapa performers di event Bingo! ini :D

- SAKA - Temodemo no Namida

- Sarah Anjani P. dan Jessica - Inoichi no Tsukamichi

- KULTIVASI - 48 Medley

- Saturday Night Karaoke - JKT48 Medley

Rabu, 30 Januari 2013

JKT48 Theater Experience; Renai Kinshi Jourei setlist

Jkt48-opening-theater-11
 photo from JapaneseStation.com

Jadi pada tanggal 28 Januari kemarin akhirnya saya dapat kesempatan untuk menonton teater JKT48. Ini bukan pertama kalinya saya menonton teater JKT48 tapi di saat yang sama ini juga pengalaman pertama menonton teater JKT48 terutama team J. Pertama kali saya menonton JKT48 di bulan Juni 2012 di Pasaraya, di saat itu mereka belum punya teater permanen seperti sekarang di fX. Saat itu belum terbentuk team J, setlist mereka masih Pajama Drive (yang kini digunakan oleh para Kenkyuusei atau Trainee JKT48), dan posisi menonton saya saat itu terbilang cukup jauh dari panggung sehingga kurang bisa melihat dengan jelas performance mereka dan mengapresiasi lebih dari seharusnya.

Saat teater di fX pertama kali dibuka, saya juga tidak kebagian tiket dan keburu cabut untuk exchange ke Inggris juga. Jadi di saat saya di luar negeri, ada perasaan yang mengganjal karena belum nonton teater di fX ini :)

Nah, untungnya untuk kali ini saya cukup beruntung mendapatkan tiketnya. Sistem pengundian tiket yang diterapkan memang seringkali membuat kesempatan nonton teater sulit. Mengantri berjam-jam di waiting list pun belum tentu dapat, apalagi untuk teater tim J. Mengikuti saran teman, saya daftar untuk tiket FAR karena kebetulan KTP saya luar Jabodetabek (pertama kalinya mensyukuri punya KTP luar Jabodetabek, hehe). Memang nampaknya kemungkinan aplikasi tiket FAR dan juga OFC untuk menang undian tiket lebih besar dari yang General.

Setelah menukar tiket, kemudian para penonton diharuskan mengantri dipanggil bingo. Sistem bingo ini membuat kita menunggu sampai nomor bingo yang tertera di tiket kita disebutkan baru kemudian kita masuk. Tiket juga terbagi dalam dua warna, hijau dan biru, Jadi bila warna tiket dan nomor bingo dipanggil, berarti sudah dapat diperbolehkan masuk. Untungnya antrian tidak begitu rusuh seperti normalnya saat fans hendak bertemu idola.

Oke, selama kurang lebih 2 jam di teater saya sangat terhibur dengan penampilan anggota tim J hari Senin itu. Dari awal Nagai Hikari sampai terakhir Oogoe Diamond di Encore saya tidak berhenti tersenyum sama sekali. Ada beberapa member khusus yang memikat saya malam itu: Stella yang tampil memukau, she’s classy like what she puts in her twitter bio. Veranda memikat hati saya dengan goyangan badainya (memang kebetulan dia salah satu oshimen saya). Shania selalu tampil menggoda dengan berbagai ekspresinya, senyumnya, dan dancenya yang bertenaga. Untuk Shania saya beri dia poin plus karena memang dia sangat berbakat. Tariannya sungguh luwes dan bertenaga dan dia selalu mengeluarkan ekspresinya yang genit, menggoda, dan senyuman yang cerah. She’s talented in so many ways.

Beberapa member lain juga sangat menghibur. Rena yang memang selalu menggemaskan di saat MC, Achan yang selalu tersenyum dan beberapa kali menahan tawa karena digoda para penonton, Beby yang menari dengan sempurna, hingga Sonya yang di-troll member lainnya dan penonton saat sesi MC :)

Sayangnya tidak semua member tampil maksimal hari itu. Gaby sejak awal tampil tidak maksimal dan tidak bertenaga, dan semakin terlihat jelas saat unit song Kuroi Tenshi. Belakangan memang diketahui kalau dia ternyata sedang tidak fit sehingga tidak mampu melanjutkan teater hingga sesi hitouch selesai. Kemudian ada Frieska, yang memang nampaknya sudah jadi keluhan beberapa kawan saya. Ini pertama kalinya saya melihat Frieska langsung dan dia memang terlihat perform dengan setengah hati walaupun dia terlihat cukup fit dibandingkan dengan Gaby, bahkan di unit song Tsundere pun dia terlihat malas. Ekspresinya juga terlihat membosankan, senyumnya kadang terlihat terpaksa. (Untuk koko Teddy, maaf ya oshinya dikritik begini)

Dan sayangnya hari senin itu beberapa member yang saya harap untuk tampil justru tidak ada. Kinal dan Jeje yang ada di jadwal justru tidak tampil dan digantikan Sonia dan Frieska. Selain itu ada Akicha dan Harusan yang kebetulan belum kembali dari Jepang, Ghaida yang memang sedang disuspend, dan tentunya Melody yang sudah saya nanti-nanti tapi ternyata tidak bisa tampil selama beberapa minggu ke depan.

Overall, it’s a very pleasant experience. Bagi kalian yang pernah menonton JKT48 di event atau dari televisi, bila sempat tontonlah mereka di teater karena memang di teater inilah mereka mengeluarkan performance terbaik mereka. Kita juga bisa melihat sisi yang berbeda dari para member di teater, terutama saat sesi MC. Selain itu tentunya ada sesi hitouch setelah selesai teater :) Hitouch saya malam itu sangat berkesan karena saya memuji Veranda secara spontan dan membuat saya malu sendiri sampai keesokan harinya :)

Anyway, inilah pengalaman pertama saya dengan theater JKT48 Team J dengan setlist Renai Kinshi Jourei. Setelah ini saya hendak menonton setlist Pajama Drive yang dibawakan para trainee bila ada waktu nanti.

I will keep on supporting these girls for as long as I could. Thanks for the joy, JKT48 girls! :D

Minggu, 06 Januari 2013

Punk Rock Jesus: When Religion Meets Punk

Prj_1
Agama adalah satu isu yang sensitif dalam hubungan antar manusia. Tidak terbayangkan ada berapa konflik yang sudah pernah tercipta dan bahkan masih berlangsung di dunia ini.

Ada beberapa agama yang sangat sensitif ketika tokoh penting dalam agamanya diangkat ke dalam karya seni modern (e.g. Umat Islam yang marah ketika Nabi Muhammad SAW dijadikan karikatur di Denmark). Memang sulit untuk mengekspresikan diri ketika membawa nama agama atau figur penting dalam suatu agama. Tapi tidak untuk Sean Murphy, kreator Punk Rock Jesus.

Punk Rock Jesus karya Sean Murphy ini adalah sebuah limited series yang diterbitkan Vertigo Comics (imprint dari DC Comics) yang mengambil berbagai macam tema dan isu yang sensitif mulai dari agama, sejarah, dan menggabungkannya dengan elemen musik yang tentu saja adalah punk.

Punk Rock Jesus mengambil cerita dari dua sudut pandang yang berbeda. Yang pertama adalah dari Thomas Mckael, mantan anggota IRA (Irish Republican Army) yang kini menjadi kepala keamanan dari sebuah proyek bernama J2. Yang kedua adalah J2 ini sendiri, sebuah proyek mahabesar yang hendak menghidupkan kembali Jesus dengan mengkloning DNAnya dan menyuntikkannya ke rahim seorang perawan, Gwen Fairling, untuk memberi citra bahwa acara ini adalah sebuah 'Second Coming' dari Jesus Christ.

Cerita yang dibangun dari Thomas Mckael dengan flashback ke masa kecilnya dan masa-masa ketika ia dilatih dan menjadi anggota IRA dan masa sekarang ketika J2 sebagai sebuah proyek yang kontroversial menghadirkan kompleksitas tersendiri. Sean Murphy memberikan porsi seimbang kepada semua karakter yang ada dalam cerita ini sehingga mereka semua berkembang dan saling berhadapan dengan konflik masing-masing. Berbagai referensi sejarah dalam konflik IRA dan konflik antara Katolik dan Protestan digunakan dengan baik utnuk membangun cerita. 

Storytelling dari Murphy juga mudah dicerna. Murphy menceritakan semuanya dengan lugas, tidak menggunakan narasi yang terkesan bertele-tele. Semuanya dibangun cukup dengan dialog antar karakter. Gaya seperti ini terkesan seperti storytelling manga; simple namun tetap menghadirkan kompleksitas tersendiri di balik ceritanya.

Sean Murphy juga menangani art dari buku ini dengan sempurna. Artnya terkesan dark, grim, dan gritty, sesuai dengan cerita dari buku ini. Murphy juga membiarkan buku ini berwarna hitam-putih, mengakomodasi tone dari cerita buku ini juga.

Secara keseluruhan, buku ini adalah salah satu komik terbaik yang pernah saya baca. Cerdas, mind-provoking, dan juga sedikit menyedihkan. Cerita yang kompleks dihadirkan dengan gaya penceritaan yang sederhana dan mudah dipahami, art yang over the top; sungguh sebuah komik yang terkeren yang pernah ada.

Definitely recommended. So grab it and have fun reading it.

Jumat, 28 Desember 2012

My List: 30 Best Albums of 2012

Right, so previously I have published a list of the best songs of 2012.

Now, continuing that list, this list will be about the top 30 albums of 2012 for me.

Compared to last year’s best album list I’m gathering albums from different genres (and being less pretentious) which encompasses 2012 in music for me personally.

Differing from what I did last year, which was not in particular order, this list will be started with the top 10 albums then I will start by putting things not in a particular order.

So, here’s the list:

1. Deftones – Koi no Yokan

[[posterous-content:pid___0]]

This album definitely tops my list. Incredibly beautiful yet it still rocks my ear. I don’t think I can describe this album in a few words, so you can read my review on this album here

2. Tame Impala – Lonerism

[[posterous-content:pid___1]]

Evolving greatly from their debut album, Innerspeaker, Lonerism takes us into a whole new level of Kevin Parker’s ambitious songwriting. More melodious than their previous album and the psychedelic synth-textured songs ransacked the past of psychedelica movement and bringing it into the future.

3. Frank Ocean – Channel Orange
[[posterous-content:pid___2]]
Frank Ocean is definitely a new rising star. His previous so-called mixtape Nostalgia, Ultra was a wonderful r&b album, with songs such as Swim Good and Novacane. In Channel Orange, he’s taking Nostalgia, Ultra into a brand new level. Fusing r&b with elements of Soul, Jazz, and Funk, with wonderfully poignant and also ambiguous lyrics, and producing a wonderful experimental songs such as Pyramids or Bad Religion, this is the ultimate r&b album of this year.

4. The xx – Coexist

[[posterous-content:pid___3]]

Sophomore album, more often than not, can be an obstacle for various bands with a wonderful debut album. However, The xx proves that they can handle it with such ease. Stripping down their sounds further from their previous self-titled debut album, Coexist is a beautiful album with minimalistic sounds. I did a review on this album here

5. Passion Pit – Gossamer

[[posterous-content:pid___4]]

A wonderful upbeat synthpop album. Songs like Take a Walk and Carried Away gets me hyperactive, while Constant Conversations and Mirrored Sea brings me down to my knees.

6. Jack White – Blunderbuss

[[posterous-content:pid___5]]

Jack White is a genius, we all know that. This is his first solo album, and we can see him running loose without constraints here. Blurting out wonderful bluesy riffs, with wonderful composition and writing. This album deserves one of the top spot for the best album of this year.

 7. Alabama Shakes – Boys and Girls
[[posterous-content:pid___6]]

One of the best debut album of 2012. Composed with blues sounds, influenced greatly by southern style rock and Americana with soulful vocals from Brittany Howard, this album has given them the attention they deserved and also give them three grammy nominations.

8. Japandroids – Celebration Rock

[[posterous-content:pid___7]]

Despite this album only contains 8 tracks, doesn’t mean it lacks the kick needed for them to be among the best albums of 2012. Blasting with noisy punk riffs with dynamic drum beats, singer-guitarist Brian King and singer-drummer David Prowse take the combinations of guitar and drums to transcend the boundaries of musical instruments. Sometimes to make a great album, you’d only need a guitar and a set of drums.

9. Converge – All We Love We leave Behind

[[posterous-content:pid___8]]

This album is even more intense than their previous album, Axe to Fall. Maintaining hyperspeed drums and guitar riffs and technical playing, this is one of the heaviest albums this year

10. Beach House – Bloom

[[posterous-content:pid___9]]

Teen Dream by Beach House was a magnificent record. But, who would’ve thought that Bloom could top its predecessor? They come with, as RollingStone puts it, ‘even prettier vision of synth-y, Eighties-steeped romanticism.’ They made even more distinct sounds, accompanied by Victoria Legrand’s hauntingly smooth vocals. Well, no wonder this album managed to break through the top 10 of Billboard charts.

For album no. 11-30, I won’t put them in numerical order as I’ve mentioned above.

So here it is, my best albums no.11 – 30:

The Cribs – In the Belly of the Brazen Bull

[[posterous-content:pid___10]]

Although Johnny Marr is no longer with them, The Cribs have finally found their sound back in this album. I personally think this album bested their previous attempt, Ignore the Ignorant, and only fell behind Men’s Needs, Women’s Needs, Whatever

Kendrick Lamar – good kid, m.A.A.d City

[[posterous-content:pid___11]]

I don’t listen to a lot of rap or hip-hop, but this album is definitely the best rap album and also the most ambitious one this year. Kendrick Lamar created a narrative album, portraying his life growing up in Compton, California and Lamar himself referred to this album as a short film.

Grimes – Visions

[[posterous-content:pid___12]]

Claire Boucher is this year’s electronic and synth-pop princess. Taking electronic and synth with r&b and slightly dream pop, her music is definitely worth to listen and dance to.

Crystal Castles – (III)

[[posterous-content:pid___13]]

The duo of Alice Glass and Ethan Kath are getting more dark in their third album. Compared to their previous albums where Glass’s singing doesn’t really matter, here it does matter. As Pitchfork puts it: “(III) is filled with meditations on the exploitation of women and children and religious oppression to match those asphyxiated vocals”

Baroness – Yellow & Green

[[posterous-content:pid___14]]

This album is even less ‘metal’ than their previous album, Blue Record. However, their approach in songwriting and composing is more mature than before.

Alt-J – An Awesome Wave

[[posterous-content:pid___15]]

Another magnificent debut album in 2012, they even managed to grab a Mercury Prize in the UK. A wonderfully crafted album

Grizzly Bear – Shields

[[posterous-content:pid___16]]

One of the most sophisticated indie-rock albums of 2012. As RollingStone puts it: “melding idiosyncratic approaches to texture and tune into a subtly mind-blowing whole”

Best Coast – The Only Place

[[posterous-content:pid___17]]

Bethany Consentino is still obsessed with California and surf-rock and sixties pop sounds in this album. What I love from this album is that Bethany can let her true vocals out by freeing this album from the lo-fi sounds from their previous album.

Chairlift – Something

[[posterous-content:pid___18]]

“Something is a record with a new-age brain and a thumping 80s pop heart, pulling equally from the playbooks of Suzanne Ciani and Duran Duran” said Pitchfork. An easy listening album with so many tracks that are memorable (e.g. I Belong In Your Arms, Met Before, Frigid Spring)

Enter Shikari – A Flash Flood of Colour

[[posterous-content:pid___19]]

Post-hardcore, combined with drums and bass and dubstep. With lyrics that are political and touching on sensitive issues, Enter Shikari is growing into a massive powerhouse in UK’s music scene. This album even bested Muse’s dubstep attempt in The 2nd Law

Twin Shadow – Confess

[[posterous-content:pid___20]]

While this album is all about the present, said George Lewis Jr. aka Twin Shadow, the music is still rather obsessed with 80s. Not a bad idea though, because this album combines both elements of the past and the present perfectly.

Sleigh Bells – Reign of Terror

[[posterous-content:pid___21]]

Alexis Krauss and Derek Miller is still as explosive as they did before although they toned it down a little bit. This is still a fun album and  while it may tone down a little bit, Alexis Krauss’ vocals can be heard clearly than before.

Hot Chip – In Our Heads

[[posterous-content:pid___22]]

The dance floor anthem of this year. Hot Chip is growing a lot in terms of songwriting, but still maintains their eclecticism and fun while doing it.

How to Dress Well – Total Loss

[[posterous-content:pid___23]]

An experimental r&b album, with minimalistic and poignant sounds. This album is great at amplifying emotional breakdowns.

Meshuggah – Koloss

[[posterous-content:pid___24]]

Koloss takes Meshuggah into a whole new level. Their performance in this album is more technical and more experimental than their previous efforts.

Motion City Soundtrack – Go

[[posterous-content:pid___25]]

This record sounds more personal for Justin Pierre and co. Pop-punk have never been both energetic and poignant at the same time.

The Walkmen – Heaven

[[posterous-content:pid___26]]

Hamilton Leithauser and co. are getting obsessed with retro sounds in this album.  Heaven shines on with these classic sounds, while at the same time they still remember who they are by fusing these classic pre-rock n’ roll sounds with their own surf rock sounds (e.g. title track Heaven)

The Shins – Port of Morrow

[[posterous-content:pid___27]]

Just like their first single of this album, Simple Song, this is a simple album yet mesmerizing effort from James Mercer with songs such as It’s Only Life or For a Fool that has deep meaningful lyrics.

Pallbearer – Sorrow and Extinction

[[posterous-content:pid___28]]

Probably not the best doom metal out there, but this album deserves to be in this list. A pretty straightforward album, with only 5 songs, yet they managed to maximize each songs’ potential by conveying doom metal classics with gothic tones in them.

Parkway Drive – Atlas

[[posterous-content:pid___29]]

Metalcore has not been this exciting since two years ago, when Parkway Drive released this album’s predecessor. They haven’t slowed down in a bit, and they become even more brutal. Definitely among the best metalcore albums in history and also helps to define metalcore further.

 

So that completes my 30 best album of this year. I can’t wait to see what 2013 will bring, whether there will be any more exciting albums or not. Hopefully there will be more awesome albums than this year.

Minggu, 23 Desember 2012

My List: 50 Best Songs of 2012

Tahun 2012 sudah hampir berakhir.

Menilik ke belakan, banyak sekali musik yang dirilis di tahun 2012 ini. Some are good and some are bad.

Seperti tradisi, daftar lagu 50 lagu terbaik 2012 ini melanjutkan daftar tahun lalu 

Without further ado, here's the list:

 

1. Passion Pit - Constant Conversation

2. Of Monsters and Men - Little Talks

3. The xx - Angels

4. Twin Shadows - Five Seconds

5. The Shins - Simple Song

6. Deftones - Leathers 

7. Deftones - Entombed

8. Jack White - Sixteen Saltines

9. Arctic Monkeys - R U Mine?

10. Tame Impala - Elephant

11. Tame Impala - Apocalypse Dreams

12. The Vaccines - Teenage Icon

13. Crystal Castles - Wrath of God

14. Frank Ocean - Pyramids

15. Frank Ocean - Thinkin Bout You

16. The Killers - Runaways

17. Sleigh Bells - Comeback Kid

18. The Walkmen - We Can't Be Beat

19. Alabama Shakes - Hold On

 20. The Lumineers - Ho Hey

21. Japandroids - The House That Heaven Built

22. Hot Chip - Night and Day

23. PSY - Gangnam Style

24. Chairlift - I Belong In Your Arms

25. The Cribs - Come On, Be A No One

26. Jake Bugg - Two Fingers

27. Last Dinosaurs - Andy

28. fun. - We Are Young (feat. Janelle Monae)

29. Miike Snow - Paddling Out

30. Grimes - Genesis

31. Motion City Soundtrack - Timelines

32. Converge - Sadness Comes Home

33. Maroon 5 - Payphone (feat. Wiz Khalifa)

34. Kendrick Lamar - Poetic Justice (feat. Drake)

35. Grizzly Bear - Yet Again

36. Beach House - Myth

37. Green Day - Stray Heart

38. John Mayer - Shadow Days

39. Ellie Goulding - Anything Could Happen

40. Benjamin Gibbard - Teardrop Windows

41. Best Coast - The Only Place

42. Fiona Apple - Every Single Night

43. Alt-J - Breezeblocks

44. How To Dress Well - & It Was U

45. Parkway Drive - Old Ghosts/New Regrets

46. Lamb of God - Ghost Walking

47. Miguel - Adorn

48. Ladyhawke - Black, White & Blue

49. Django Django - Default

50. Grimes - Oblivion

 

p.s. the list is in a random order. I have no intention in putting in a list of from the best to the least best.

p.s.s. because posterous is such a dick, the post that contains the videos of each song is here 

 

Rabu, 21 November 2012

Deftones - Koi no Yokan [review]

Deftones-koi-no-yokan
Cukup ironis bila fakta bahwa Deftones mampu kembali ke jalan yang benar setelah bassist mereka, Chi Cheng, terbaring tak sadarkan diri dalam keadaan koma setelah kecelakaan mobil pada tahun 2008. Kondisi ini memaksa mereka menyimpan materi 'Eros' dan menunda perilisannya.

Tetapi, bagaimanapun juga Deftones setelah era White Pony (2000) seakan berada dalam kelimbungan, bingung hendak menuju kemana setelah album yang menjadi cult classic itu. Album self-titled, Deftones (2003), dan kelanjutannya Saturday Night Wrist (2006) tidak mampu memenuhi ekspektasi pendengarnya. Sukses memang membangun ekspektasi. Itulah yang terjadi ketika album selanjutnya, Diamond Eyes (2010), tidak disangka-sangka mampu meraih sukses secara komersial dan juga menuai pujian dari berbagai media.

Pertanyaan yang muncul setelah kesuksesan monumental Diamond Eyes adalah: Bagaimana selanjutnya? Ekspektasi berharap bahwa album kelanjutan dari Diamond Eyes, Koi no Yokan (2012), akan mampu melebihi atau setidaknya menandingi kesuksesan Deftones.

Well, untuk kali ini ekspektasi sesuai dengan kenyataan. Koi no Yokan adalah evolusi yang indah dari Diamond Eyes.

Koi no Yokan dibuka dengan 'Swerve City' yang langsung menghentak dengan riff-riff maut dari Stephen Carpenter, kemudian dilanjutkan dengan chorus yang terdengar megah. Salah satu hal yang saya sadari dari Koi no Yokan adalah bahwa Chino Moreno tidak berteriak sesering yang ia lakukan di Diamond Eyes. Tapi begitu ia berteriak, ia melakukannya dengan sempurna, seperti yang dicontohkan di single pertama album ini 'Leathers'

Album ini sungguh meledak-meledak, terutama karena riff dari Stephen Carpenter dengan setia menemani dari satu lagu ke lagu lainnya. Saya sendiri berharap ada lagu-lagu ballad nan indah seperti 'Beauty School' dan 'Sextape' yang termasuk lagu terbaik dalam repertoire Deftones. Di album ini muncul lagu seperti itu walaupun tidak sama persis, yaitu 'Entombed'. Frank Delgado menjadi bintang di lagu ini. Dengan sentuhan-sentuhannya pada keyboards dan synths yang halus, memberi latar belakang sound yang megah dengan Stephen Carpenter dan drummer Abe Cunningham menjadi aktor di depannya.

Lagu-lagu lain di album ini pun tak kalah indahnya. 'Tempest', 'Gauze', dan juga 'Rosemary' sebuah lagu epik yang hampir menyentuh hitungan tujuh menit.

Setelah menyelesaikan album ini untuk kesekian kalinya, album ini sungguh mampu untuk masuk ke dalam jajaran album terbaik tahun 2012 ini dan juga masuk ke dalam album terbaik yang pernah dirilis Deftones. Album ini bagi saya pribadi mendapat rating 9/10 karena album ini sangat memuaskan. Mungkin ke depannya Koi no Yokan bisa diingat sebagai sebuah album klasik, sama seperti status White Pony saat ini.

Jumat, 16 November 2012

Fantastic Four #1 [review]

Fantasticfour_1_cover

Sama seperti beberapa judul dari Marvel lainnya, Fantastic Four juga termasuk dalam relaunch yang dilakukan Marvel dalam relaunch Marvel NOW! ini. Sebelum Marvel NOW! , Fantastic Four dikerjakan oleh Jonathan Hickman dan berbagai artis yang menemaninya; Ryan Stegman menjadi artist di issue terakhir Hickman. Kali ini Matt Fraction mengambil alih Fantastic Four bersama dengan Mark Bagley yang menjadi artisnya. Matt Fraction adalah salah satu writer terbaik Marvel saat ini, karyanya di antara lain adalah Invincible Iron Man, The Mighty Thor, dan salah satu judul Marvel terbaik saat ini yaitu Hawkeye. Karena inilah saya punya ekspektasi yang cukup tinggi kepada Fantastic Four karya Fraction karena Fantastic Four dari Hickman sebelumnya kurang memuaskan bagi selera pribadi.

Fantastic Four yang baru ini bercerita bahwa Fantastic Four; Mr. Fantastic, Invisible Woman, Human Torch, dan The Thing; bersama Franklin Richards dan Valeria Richards yang merupakan anak dari Mr. Fantastic dan Invisible Woman, akan mengambil libur selama setahun dan berpetualang ke luar angkasa.

Plot terdengar cukup simple. Tapi mengingat apa yang melatarbelakangi ide Mr. Fantastic untuk melakukan perjalanan ini, maka bisa terlihat bahwa cerita akan semakin kompleks ke depannya. Fraction meringkas semuanya dengan baik dalam buku ini. Mulai dari awal hingga ke konklusinya semua dikerjakan dengan baik, walaupun mungkin tidak sedahsyat karya Fraction sebelumnya. Balutan aksi dan science-fiction semuanya tertuang dalam Fantastic Four ini.

Artwork Mark Bagley cukup sesuai untuk para karakter dari Fantastic Four. Saya pribadi suka dengan sentuhannya pada The Thing yang membuatnya terkesan lebih tegap dan garang.

Fantastic Four dari Marvel NOW! ini adalah salah satu judul favorit saya dari Marvel NOW! sejauh ini. Sekali lagi, Fraction menunjukkan bahwa ia adalah salah satu aset dari Marvel. Menarik untuk disimak bagaimana Fraction juga mengerjakan komik anggota Fantastic Four lainnya yaitu FF (Future Foundation) yang dikerjakan bersama Michael Allred. For now, keep it up Matt!