Minggu, 07 November 2010

The Social Network [review]

Pernah membayangkan menjadi billionaire di usia yang sangat muda? Mark Zuckerberg mungkin semasa ia kuliah di Harvard tidak pernah membayangkan bahwa ia akan jadi billionaire termuda saat ini berkat social networking miliknya yaitu Facebook.

Film The Social Network ini sendiri menceritakan bagaimana Facebook ditemukan oleh Mark Zuckerberg. Dan tentu saja seperti tagline di poster film ini, kita juga disuguhi drama perseteruan Zuckerberg dengan beberapa orang yang menuntutnya atas penciptaan Facebook.

Film ini sendiri dibuat berdasarkan buku 'The Accidental Billionaires' karya Ben Meizrich, tidak berdasarkan cerita Mark Zuckerberg sendiri.

Dibuka dengan adegan di sebuah bar dimana Mark Zuckerberg (diperankan Jesse Eisenberg dengan luar biasa) sedang berkencan dengan Erica Albright (Rooney Mara). Mark yang jenius dan secara tidak langsung menyinggung Erica yang 'hanya' belajar di Boston University. Erica yang marah memutuskan hubungan dengan Mark yang membuat hatinya hancur.

Setelah patah hati, Mark berlari kembali ke dorm nya di Harvard dan dengan sengaja ia mencuri foto-foto mahasiswi Harvard dan membandingkannya dengan mahasiswi lainnya dalam sebuah website bernama FaceMash, yang hampir membuatnya dipecat dari Harvard. Walaupun begitu, website inilah yang menjadi cikal bakal Facebook nantinya.

Setelah ini, Mark bersama sahabat baiknya Eduardo Saverin (portrayed by our hot actor Andrew Garfield) membuat rencana untuk mmbuat sebuah website dimana orang-otrang bisa berhubungan satu sama lain dan melihat profil masing-masing. Sementara itu di sisi lain, ide FaceMash dari Mark membuat dua bersaudara Cameron - Tyler Winklevoss (keduanya diperankan Arnie Hammer) dan temannya Divya Narendra (Max Minghella) tertarik untuk merekrut Mark untuk mneciptakan website HarvardConnection.

Di sinilah konflik dimulai. Mark yang awalnya setuju bergabung bersama Winklevoss bersaudara dan Narendra justru meninggalkan mereka dan memulai Facebook bersama Eduardo dan teman-teman lainnya. Kemudian diceritakan juga bagaimana Mark bertemu co-founder Napster, Sean Parker (Justin Timberlake), yang bergabung dengan Facebook walaupun Eduardo tidak setuju karena Sean dianggap membawa pengaruh buruk.

 

Film ini dibuat dengan skenario yang apik dan penyutradaan yang indah. Pertamanya saya dibuat bingung dengan alur cerita yang cepat dan bolak-balik antara penciptaan Facebook di Harvard, sengketa Mark dengan Eduardo, dan sengketa Mark dengan Winklevoss bersaudara dan Narendra. Tapi bila anda adalah tipe penonton yang cermat, maka anda akan cepat terbiasa dengan hal ini.

Tidak ada yang baik atau buruk di film ini. Mark Zuckerberg diceritakan sebagai orang yang tidak punya ambisi besar untuk Facebook, dimana orang-orang lain menganggap website ciptaannya adalah bisnis besar. Mark sendiri lebih dianggap sebagai orang yang menjengkelkan (terlihat dari bagaimana ia bicara), dan menganggap enteng semua masalah yang menimpanya. Pada akhirnya, Mark adalah orang kaya tanpa ambisi, teman, ataupun cinta untuk dirinya sendiri.

Film ini sangat direkomendasikan, terutama bila anda ingin lebih mengetahui sejarah Facebook. Tidak berlebihan bila sejumlah media menyebut film ini film terbaik tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar