Selasa, 08 Februari 2011

Review Deftones live in Concert, Jakarta; Sukses Ibadah Umrah Metal

Walaupun saya penggemar musik metal, saya terbilang jarang nonton konser/gigs metal. Namun saat Deftones dikonfirmasi untuk menggelar konser di Indonesia untuk pertama kalinya, saya langsung senang bukan main dan langsung membuat mindset bahwa saya harus nonton konser ini.

Saya sendiri masih ingat waktu itu saya bahkan rela mengantri di rumah Adrie Subono, bos Java Musikindo yang menggelar konser Deftones, untuk mendapatkan tiket lebih dulu. Dan setelah konser semalam, saya langsung merasa bahwa waktu itu tidak sia-sia saya datang ke rumah Adrie Subono dan mengantri tiketnya.

Semalam konser Deftones digelar di Tennis Indoor Senayan. Saya datang jam 7 tepat di Tennis Indoor Senayan. Saya sudah agak malas kalau harus mengantri lama di depan seperti yang saya alami di konser The Temper Trap pada November lalu. Tapi ternyata tidak ada antrian panjang sama sekali. Java Musikindo benar-benar menunjukkan keahlian dan pengalamannya mengatur para arena dan penonton dengan baik.

Begitu masuk dalam area di depan Tennis Indoor, penonton disambut dengan penampilan band rap rock Indonesia yaitu 7 kurcaci (apakah masih ada yang ingat dengan band ini?). Saya sendiri merasa cukup familiar dengan band ini tapi sempat lupa siapa mereka sampai teman saya mengingatkan bahwa mereka adalah 7 Kurcaci. Mereka tampil sejak pukul 18.30 dan membawakan 12 lagu.

Pada pukul 19.45, penonton sudah diperbolehkan masuk ke arena konser. TIdak ada backdrop macam-macam ataupun settingan panggung yang aneh-aneh di konser malam itu.

Deftones keluar menyambut penonton pukul 20.15 tepat, dan tanpa basa-basi langsung menghajar penonton dengan lagu 'Birthmark' yang kemudian dilanjutkan 'Engine no.9'. Chino Moreno, sang vokalis, beraksi sangat energik. Dia berlari kesana-kemari sambil men-swing mic nya. Kualitas vokal Chino juga tak diragukan lagi, sambil berlari ke sana kemari ia seperti tak kehabisan nafas untuk berteriak atau mengeluarkan nada tinggi saat bernyanyi. Chino Moreno juga tak lupa melontarkan pujian kepada produk lokal, Bir Bintang, dan kelihatannya dia sangat menikmati bir tersebut. Stephen Carpenter terlihat kalem namun sukses menyiksa sound system dengan riff-riff gitar dahsyat dan berat darinya. Stephen sempat mencuri perhatian saat ia menggunakan gitar yang bercahaya saat lampu dimatikan. Abe Cunningham bermain dengan penuh tenaga di balik drum set miliknya. Saya tidak banyak melihat aksi Sergio Vega, bassis yang mengisi posisi Chi Cheng untuk sementara, karena Sergio berada di sisi kanan panggung sedangkan saya berada di sisi kiri panggung. Frank Delgado sempat beberapa kali menghilang dari panggung saat Deftones memainkan lagu-lagu dari album 'Adrenaline' dan 'Around The Fur', tapi saat memainkan lagu-lagu dari album 'White Pony' hingga 'Diamond Eyes' Frank terlihat berada di panggung dan menikmati perannya sebagai turntablist dan memainkan berbagai macam sample.

Deftones sukses memainkan total 24 lagu selama 2 jam penuh. Mereka sukses membuat penonton menjadi liar tak terkendali saat memainkan lagu-lagu semacam 'My Own Summer (Shove It)', 'Hexagram', dan 'Rocket Skates'. Namun juga bisa membuat penonton kalem dengan lagu-lagu yang bernuansa cukup mistis seperti 'Minerva', 'Digital Bath', 'Beauty School', dan 'Sextape'. Deftones menutup penampilannya dengan 2 lagu encore 'Root' dan '7 Words' yang sukses membuat penonton bermoshing ria.

Dan ketika Deftones pamit dari panggung penonton pun masih setia menanti mereka kembali walaupun lampu sudah dinyalakan dan peralatan sudah dibereskan.

Secara keseluruhan, konser Deftones adalah konser yang fantastis. Walaupun saya tidak begitu menyukai Tennis Indoor karena menghasilkan akustik yang buruk, tapi pertunjukan Deftones malam itu tidak ada celanya bagi saya pribadi. Sound bising yang mereka ciptakan masih nyaman didengar di telinga saya.

Well, semoga suatu hari nanti saya masih bisa menonton Deftones lagi dengan Chi Cheng kembali ke atas panggung bersama mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar