Senin, 07 Februari 2011

The Green Hornet [review]

AKhirnya setelah menunggu cukup lama, film The Green Hornet masuk ke Indonesia juga. Aslinya film ini dirilis tanggal 14 Januari di USA, baru sampai di Indonesia kira-kira 2 minggu setelahnya. The Green Hornet ini memang masuk referensi saya sebagai salah satu film wajib tonton di tahun 2011 ini.

Film The Green Hornet ini merupakan film yang diangkat dari sandiwara radio berjudul sama dari tahun 1936, yang kemudian sempat diangkat menjadi film serial di tahun 1940an dan kemudian menjadi acara televisi di tahun 1960an yang menampilkan Bruce Lee.

The Green Hornet menampilkan Britt Reid (diperankan Seth Rogen, yang juga ikut menjadi script writer), seorang playboy kaya raya dan anak dari James Reid (diperankan Tom Wilkinson), seorang pengusaha koran bernama The Daily Sentinel. Suatu hari, James Reid meninggal secara mendadak. Jadilah Britt mewarisi kekayaan dan perusahaan yang ditinggalkan sang ayah. Britt kemudian memecat semua karyawan ayahnya kecuali seorang maid, dan Kato, mekanik dari James Reid.

Kato menunjukkan berbagai keahliannya mulai dari membuat kopi yang sangat disukai Britt sampai memodifikasi mobil-mobil milik mendiang James Reid. Saat mereka mabuk bersama, mereka setuju bahwa mereka berdua membenci James Reid dan pergi ke makamnya untuk memotong kepala patung James Reid. Dari sinilah masalah bermulai. Mereka kemudian menolong pasangan yang diserang penjahat tapi kemudian mereka dikejar-kejar polisi karena juga dianggap kriminal.

Setelah kejadian tersebut, Britt kemudian mengajak Kato untuk membasmi kejahatan di Los Angeles. Britt kemudian menggunakan alias The Green Hornet, dan bersama Kato ia melindungi kota Los Angeles dengan melanggar hukum itu sendiri.

 

Sutradara Michel Gondry sukses membawa film ini menjadi film action-adventure dengan komedi yang menyenangkan. Walaupun begitu alur film ini terasa terlalu cepat, dengan mudah cerita berpindah dari satu karakter kemudian berlanjut lagi ke yang lain.

Akting Seth Rogen dan Jay Chou cukup memuaskan. Jay Chou memikul beban cukup berat karena harus memerankan karakter yang sama dengan almarhum Bruce Lee, tapi dia sukses memerankan karakter Kato (walaupun aksen Asian-English nya cukup membuat bingung).

Kemunculan Cameron Diaz tak lebih sebagai pemanis mata saja di film ini. Buat saya sih dia tetep cantik walaupun udah kelihatan agak tua :p

Dan seperti tren film Hollywood lainnya, film ini juga dirilis dengan menggunakan fitur 3D, tapi kelihatannya tidak membawa pengaruh berarti. Jadi bila tidak mau membuang banyak uang, lebih baik nonton versi yang tidak menggunakan 3D.

Secara keseluruhan, film ini cukup menyenangkan dan cukup menghibur dengan action dan komedi yang dilontarkan di film ini. Okelah untuk ditonton, tapi kalau erharap film action dengan cerita yang lebih menegangkan lebih baik tidak usah karena film ini adalah film action yang menghibur dengan cerita yang mudah dicerna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar